Rabu, 18 November 2015

KPH DANUREDJO III

KPH DANUREDJO III

Pada tahun 1790 Danuredjo III yang bernama asli Barep Hadiwanaryo naik tahta menggantikan Danuredo II yang gugur dalam perang dengan pihak Inggris, status hubungan keduanya adalah Paman dan Keponakan. Adapun Hamengkubuwono II yang berinisiatif menunjuk Barep Hadiwanaryo selaku keponakan (anak adik dari Danuredjo II) Danuredjo II sebagai Danuredjo III, karena dianggap layak dan mumpuni dibandingkan trah Danuredjo lainnya. Saat itu usia Barep Hadiwanaryo masih muda sekitar 19 tahun. Ternyata penunjukan Barep Hadiwanaryo sebagai Danuredjo III tidaklah sia-sia. 

Keraton Yogyakarta bisa memukul mundur Penjajahah Inggris yang mulai memasuki wilayah Jawa Tengah. Pada bulan Juni 1812 Danuredjo III berhasil memimpin pasukan menghancurkan balatentara Inggris dibawah pimpinan Jenderal Gillespie. Danuredjo pun berhasil membunuh Jenderal Gillespie dan Admiral Michael P Scot.Keberhasilan ini mengantarkan Danuredjo III mendapat anugrah Mahapatih dari Hamengkubuwono II dan Gelar Kanjeng Patih Sinuwunharjo (KPH) dan tangan kanan langsung dari Hamengkubuwono II. Danuredjo III juga memperistri tiga putri Hamengkubuwono II, maka mulai dari sinilah Trah Danuredjo menjadi bagian keluarga dari Hamengkubuwono.
Pada masa Kepatihan Danuredjo III juga mulai muncul pemberontakan-pemberontakan dari keratonan lain yang berada dibawah Kerajaan Hamengkubuwono. Keraton Kediri dan Keraton Surakarta. Namun pemberontakan-pemberontakan itu bisa diredam oleh kekuatan dari Patih Danuredjo III. Bahkan atas perintah Hamengkubuwono II pada tahun 1799 Keratonan Kediri dibumi hanguskan oleh Danuredjo III. Danuredjo III pun memusnahkan hampir semua kerabat Keraton Kediri. Selanjutnya keraton kediri turun statusnya menjadi kadipaten Kediri dan dipimpin oleh Adipati yang merupakan salah satu dari Putra Danuredjo III (nanti menjadi Danuredjo IV).
Selain pemberontakan dari daerah kekuasaannya. Danuredjo III pun menghadapi pemberontakan dari trah Danuredjo sendiri terutama yang berasal dari anak-anak Danurdjo II yang tidak suka melihat kepemimpinan Danuredjo III. Pemberontakan bisa dikendalikan setelah salah satu putera Danuredjo II yang menjadi dalang pemberontakan dihukum mati oleh Danuredjo III. 

Pada tahun 1815 hubungan Danuredjo III dan Raja baru yaitu Hamengkubuwono III mulai merenggang, Hal ini akibat dari perjanjian penghentian perang antara Pihak keraton dan pemerintah Inggris yang kemudian dilanjutkan dengan kerjasama yang ditandatangani Hamengkubuwono III dan Rafles sebagai Gubernur Jenderal. Danuredjo III yang tidak menyetujui hal itu mengundurkan diri sebagai mahapatih dan melepaskan jabatannya pada tahun 1813, Jabatan kepatihan Keraton kosong hingga 5 tahun setelah itu Hamengkubuwono IV menunjuk putra Danuredjo III yaitu KP Joko Hadiyosodiningrat yang saat itu sebagai Adipati Kediri sebagai Mahapatih dan bergelar Danuredjo IV.
Catatan : Menurut legenda. Danuredjo III terkenal dengan kekuatannya, Dari legenda keraton dikatakan ia sanggup memindahkan batu besar seberat 1,5 ton tanpa bantuan siapapun. Danuredjo III pun terkenal dengan keperkasaannya dalam setiap peperangan,beliau selalu memimpin prajuritnya di garis paling depan. Danuredjo III juga merupakan simbol kejantanan, selain memperistri 3 putri Hamengkubuwono III beliau juga masih mempunyai 10 orang istri lagi. 

Tidak ada komentar: